Jumat

Meja Kayu

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu,
tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini
begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara
berjalannya pun ringkih.

Keluarga itu biasa makan bersama diruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun
ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun,
membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke
bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.
Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua
ini. "Kita harus lakukan sesuatu," ujar sang suami. "Aku sudah bosan membereskan
semuanya untuk pak tua ini." Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja
kecil di sudut ruangan.

Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap
makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk
kayu untuk si kakek. Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka,
terdengar isak sedih dari sudut ruangan.Adaairmata yang tampak mengalir dari gurat
keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak
menjatuhkan makanan lagi.

Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam. Suatu malam,
sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan
kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?". Anaknya
menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku
besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan."

Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya. Jawaban itu membuat kedua
orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu,
airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang
terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki.
Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja
makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang
tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja
utama.

Label: , ,

Hadiah yang Lebih Berharga

Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika wanita muda berpenampilan
menarik dan bertongkat putih itu dengan hati-hati menaiki tangga. Dia membayar
sopir bus lalu, dengan tangan meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai
menemukan kursi yang tadi dikatakan kosong oleh si sopir. Kemudian ia duduk,
meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.

Setahun sudah lewat sejak Susan, tiga puluh empat, menjadi buta. Gara-gara salah
diagnosa dia kehilangan penglihatannya dan terlempar kedunia yang gelap gulita,
penuh amarah, frustasi, dan rasa kasihan pada diri sendiri.

Sebagai wanita yang sangat independen, Susan merasa terkutuk oleh nasib
mengerikan yang membuatnya kehilangan kemampuan, merasa tak berdaya, dan
menjadi beban bagi semua orang di sekelilingnya.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku ?" dia bertanya-tanya, hatinya mengeras
karena marah. Tetapi, betapa pun seringnya ia menangis atau menggerutu atau
berdoa, dia mengerti kenyataan yang menyakitkan itu -- penglihatannya takkan pernah
pulih lagi.

Depresi mematahkan semangat Susan yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu
seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya
frustasi. Dia menjadi sangat bergantung pada Mark, suaminya. Mark seorang perwira
Angkatan Udara. Dia mencintai Susan dengan tulus.

Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Susan
tenggelam dalam keputus asaan. Mark bertekat untuk membantunya menemukan
kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Susan untuk menjadi mandiri
lagi.

Latar belakang militer Mark membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi
darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah
dihadapinya.

Akhirnya, Susan merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa sampai ke
kantornya? Dulu Susan biasa naik bus, tetapi sekarang terlalu takut untuk pergi
kekota sendirian. Mark menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun
tempat kerja mereka terletak di pinggir kota yang berseberangan.

Mula-mula, kesepakatan itu membuat Susan nyaman dan Mark puas karena bisa
melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling
sederhana sekalipun.

Tetapi, Mark segera menyadari bahwa pengaturan itu keliru -- membuat mereka
terburu-buru, dan terlalu mahal. Susan harus belajar naik bus lagi, Mark menyimpulkan
dalam hati. Tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Susan telah
membuatnya merasa tidak enak. Susan masih sangat rapuh, masih sangat marah.

Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaan Mark, Susan ngeri mendengar
gagasan untuk naik bus lagi. "Aku buta !" tukasnya dengan pahit. "Bagaimana aku bisa
tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku" Mark sedih mendengar
kata-kata itu, tetapi ia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi
dan sore, ia akan naik bus bersama Susan, selama masih diperlukan,sampai Susan hafal
dan bisa pergi sendiri.

Dan itulah yang terjadi. Selama dua minggu penuh Mark, menggunakan seragam
militer lengkap, mengawal Susan ke dan dari tempat kerja, setiap hari. Dia mengajari
Susan bagaimana menggantungkan diri pada indranya yang lain, terutama
pendengarannya, untuk menemukan dimana ia berada dan bagaimana beradaptasi
dengan lingkungan yang baru. Dia menolong Susan berkenalan dan berkawan dengan
sopir-sopir bus dan menyisakan satu kursi kosong untuknya.

Dia membuat Susan tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan
ketika Susan tersandung waktu turun dari bus, atau menjatuhkan tasnya yang penuh
berkas di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Mark
akan naik taksi ke kantornya.

Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama,Mark
yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Susan mampu naik bus tanpa dikawal. Mark
percaya kepadanya, percaya kepada Susan yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu
kehilangan penglihatannya; wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan
apapun dan tidak akan pernah menyerah.

Akhirnya, Susan memutuskan bahwa dia siap untuk melakukan perjalanan itu seorang
diri.

Tibalah hari Senin. Sebelum berangkat, Susan memeluk Mark yang pernah menjadi
kawannya satu bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air
mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Mark. Dia mengucapkan selamat
berpisah. Untuk pertama kalinya mereka pergi ke arah yang berlawanan.

Senin, Selasa, Rabu, Kamis...Setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah
Susan merasa sepuas itu. Dia berhasil ! Dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal.
Pada hari Jum'at pagi,seperti biasa Susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia
membayar ongkos bus sebelum turun, sopir bus itu berkata : "Wah,aku iri padamu".
Susan tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Lagipula, siapa yang
bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu berusaha menemukan
keberanian untuk menjalani hidup?

Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir itu, "Kenapa kau bilang kau iri
kepadaku?" Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti
itu"

Susan tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya, "Apa maksudmu ?"
Kau tahu, minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer
berdiri di sudut jalan dan mengawasimu waktu kau turun dari bus. Dia memastikan
bahwa kau menyeberang dengan selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau
masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer,
lalu pergi. Kau wanita yang beruntung",kata sopir itu.

Air mata bahagia membasahi pipi Susan. Karena meskipun secara fisik tidak dapat
melihat Mark, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat
beruntung, karena Mark memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada
penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk menyakinkan diri
-- hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.

Label: , , ,

Hadiah Cinta Seorang Ibu

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh
kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut
yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter
yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi
itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi
seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak
aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke Rumah dan
membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak
lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata,
"Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai
teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya dibidang musik dan
menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan,"Bukankah nantinya
kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?"

Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya. Suatu hari ayah anak lelaki itu
bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya.
"Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus
ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter.
Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan
telinga dan mendonorkannya pada mereka.

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya,
"Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya
padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi.
Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya
yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari
sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang
diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah
bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar
namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."
Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang
yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan,
"Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."
Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia.

Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah
dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal.
Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur
kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah .... bahwa sang ibu tidak memiliki
telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan
rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah
kehilangan sedikit kecantikannya bukan?".


Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun didalam hati.
Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa
yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah
dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak
diketahui.

Label: , ,

Garam & Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang
anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka
yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang
bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam,
dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam
gelas, lalu diaduknya perlahan.
"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.
"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit
tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam
hutan dekat tempat tinggalnya.

Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga
yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam
telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta
riak air, mengusik ketenangan telaga itu.
"Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu,
Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".
"Segar.", sahut tamunya.
"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi.
"Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu
mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda,
dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak
kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. "Tapi,
kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu
semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan
kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah
dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan
itu." Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu
meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si
orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain,
yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa .

Label: , ,

Bintang Laut

Dari : Tarsis Sigho

Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil
menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya seorang
anak sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air.
Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran;

'Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam
air?'. Tanyanya.

'Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang
terdampar itu akan segera mati kekeringan.' Jawab si kecil itu.

'Tapi pantai ini luas dan bermil-mil panjangnya.' Kata lelaki tua itu sambil
menunjukkan jarinya yang mulai keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. 'Lagi pula
ada jutaan bintang laut yang terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh
mempunyai arti yang besar.' Lanjutnya penuh ragu.

Anak itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata
sepatah pun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan
hidup.

'Saya yakin usahaku sungguh memiliki arti yang besar sekurang-kurangnya bagi yang
satu ini.' Kata si kecil itu.

-------------
Kita sering mendambakan untuk melakukan sesuatu yang besar, namun sering kali kita
lupa bahwa yang besar itu sering dimulai dengan sesuatu yang kecil.

Label:

Kamis

Belajar Mencintai Dari Cicak

Dulu ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok.
Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari
kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara
ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat. Dia merasa kasihan
sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah
ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap
selama 10 tahun??? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun,
itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun
tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu!

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu, apa yang
dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu
darimana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di
mulutnya....AHHHH!

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu
memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun.

Sungguh ini sebuah cinta...cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan
yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja
sebuah keajaiban.

Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti
memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan yang kecil
itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

Saya mulai tersentuh ketika membaca cerita ini. Lalu bagimana dengan kamu?, orang-orang
yang mencintai kamu, keluarga, saudara, teman, sahabat ,orang-orang yang dengan
senang hati menyayangimu walau sebenarnya kamu tidak menyadarinya?
kalaupun kamu tahu, putuskan sampai kapan kamu akan menunggu untuk membalas kasih
sayang mereka?

Label: , , ,

Cara Merayu Wanita

Saya sarankan bagi laki-laki agar menggunakan kata-kata dibawah ini dengan hati-hati, karena efeknya terlalu bahaya, contohnya: tergila-gila dengan anda, minta no telp anda dll.
kalau anda perempuan bersiap-siaplah dengan benteng anti RAYUAN, karena sudah BANYAK yang jadi KORBAN.

Lokasi = kereta jurusan Bukit Cinta 
Cowok : Mbak jangan pegangan sama besi kereta..
Cewek : Emang kenapa..?
Cowok : Kayaknya besinya kotor tuh.. pegangan sama aku aja… :))

Cowok: Maaf mba, jangan terlalu lama duduk dikursi itu, pindah dideket saya aja
Cewek: Loh?? kenapa??
Cowok: Takut dikerubung semut.. soalnya mba manis

Cowok : Mbak, orang tuanya pengrajin bantal ya..?
Cewek : Hah..!!!? bukan.. Emang kenapa..?
Cowok : kok kalo deket sama mbak rasanya nyaman yach..

Cowok : Mbak jangan ngomong ya..
Cewek : Lho.. emang kenapa..?
Cowok : Karena biasanya aku malemnya enggak bisa tidur kalo abis denger suara dari bibir yang indah…

Cowok : Mbak bajunya enggak pernah disetrika ya..?
Cewek : Enak aja… emang kenapa..?
Cowok : biasanya kalo cewek udah cantik enggak perlu lagi nyetrika baju..

Cowok: Mbak, bapaknya ahli perbintangan ya??
Cewek: Ah.. enggak, memang kenapa??
Cowok: Saya lihat bintang dimata mbak…

Cowok: “kamu itu seperti sendok…”
Cewek: “Kenapa?”
Cowok: “Karena kamu ngaduk-ngaduk perasaan aku…”

Cowok: “Mbak punya obeng nggak?”
Cewek: “Hah? Gak Punya tuh.”
Cowok: “Tapi kalo nomor telepon punyakan?”

Cowok: “Kamu sekali-sekali nyuci piring dooonk”
Cewek: “Hah? emang kenapa ?”
Cowok: “Ini tangan kamu terlalu lembut…”

Cowok: “Kamu pasti enggak pernah maen bola ya..”
Cewek: “Iya laaah.. emang kenapa…?”
Cowok: “Soalnya kaki kamu bagus banget….”

Cowok: “Mbak punya uang koin? Boleh minta?”
Cewek: “Buat apa ?”
Cowok: “Aku udah janji sama ibu kalau aku akan menelepon dia bila aku jatuh cinta”

Co: Eh eh.. gw ada tebakan neh
Ce: .. ok ok.. apa tebakannya
Co: Panda apa yang paling imut manis dan lucu?
Ce: Semua panda mah imut kali..
Co: Engga.. ada satu yg paling ga ngebosenin..
Ce: Nyerah deh..
Co: Panda-ngin kamu sepanjang hari..
Ce: Ah.. abang ah.. (malumalubego)

co: kok kamu msh marah sih ama aku ?
katanya kamu selalu memberikan seribu maaf untukku ?
ce: Sapa suruh mau percaya ? kamu bodoh yah…
co: Emang aku ini bodoh…
tapi aku bukan org bodoh yang menyukai dirimu..
ce: ………..

Co: knapa malem ini gelap banget ya
Ce: mendung kali bang
Co: kyknya nggak dech
Ce: trus napa bang
Co: soalnya bulannya sedang menerangi
& menemaniku disini

co: bapak kamu maling ya?
ce: ih….kow jahat sie bapak ku dibilang maling. kow gitu?
co: iya soalnya kamu pintar banget mencuri hatiku..

co: bapak kamu nahkoda ya?
ce: enggak kow….
co: tapi koq aku ingin sekali berlabuh di pelabuhan hatimu….

co: Lo kenapa sih?
co: Sakit ga sih?
ce: Sakit kenapa?
co: Bidadari kaya lo, jatuh dr langit.. Sakit ga sih?

co: say, 1 + 1 berapa ??
ce: 2 say
co: salah mustinya itu 1
ce: koq bisa
co: karena nanti cinta ku dan cintamu akan melebur menjadi 1
ce: ah say bisa aje de :

co: gw lage bingung neh
ce: bingung napa ??
co: iya bingung,aja. .kok lo bisa ada disini ya sekarang ..??
ce: loh maksudnya ??? (tambah bingung juga )
co: iya, soalnya gw pikir bidadari tuh adanya di kayangan
ce: *&^$^&

ce: bang, kalo aye jadi bunga, abang jadi apa?
co: abang pengen jadi matahari neng…
ce: kok ga jadi kumbang sih bang??
co: kan bunga ga bisa hidup tanpa matahari neng…

ce: mmm,, kalo aye jadi bulan, abang jadi apa?
co: abang tetep pengen jadi matahari neng…
ce: kan matahari ma bulan ga isa ketemu bang??
co: kan bulan bisa bersinar karena sinar matahari neng..

co: kamu tahu apa definisi dari indah ??
ce: mm..yg jelas indah itu cantik…
co: well bener sih, tp menurut gw …
indah itu adalah saat dimana kita ngga merasakan sedikit pun
keburukan di dalamnya ..
kmu pernah ngerasain yg begitu ???
ce: mungkin kalee ya
co: klo aku sering bgt…dan itu adalah saat…..diriku bersama dengan
dirimu
ce: malu

ehh sayang kamu tau gak???
tadi pagi ada burung yang nyapa aku…!!!!
tapi aku tak menghiraukanNy…
lalu dy pergi..
karna dy tau bahwa aku sekarang lagi kangen banget sama kamu….

cowo : eh jangan duduk deket bunga-bunga

cewe : loh emang kenapa ?
cowo : nanti bunga-bunganya layu
cewe : kok bisa ?
cowo : mereka layu karena mereka malu kalah cantik sama kamu

co: Neng kamu capek gak?
ce: Hah? (bingung)
co: Soalnya eneng berlari2 terus di pikiran abang

co :mbak seorang interior designer yah?
ce: bukan mang napa bang?
co: soalnya kalo ada mbak ruangan ini jadi indah
alternatif co: soalnya mbak menghias hati saya

co: wah saya gak bisa percaya
ce: napa?
ce: bidadari kaya kamu bisa terbang serendah ini.

co: (ngeliat punggung si cewek)
ce: ngeliatin apa sih?
co: ga, heran aj. bru kali ini gw liat bidadari g ada sayapnya

co: “Aduh!”

ce: “Kenapa?”
co: “Gigi aku ngilu banget nih!”
ce: “Kok bisa??”
co: “Habis, kamu manis banget sih!”

___--->>> Untuk Cewek Dilarang Muntah <<<---___

Label: , ,

Lucu Nggak Ya?

Lucu ya...?
Uang 20.000-an,keliatan begitu besar bila dibawa kekotak amal masjid,tapi begitu kecil bila dibawa kesupermarket

Lucu ya...?
45 menit terasa lama untuk berzikir,tapi betapa pendeknya untuk nonton pertandingan sepakbola.

Lucu ya...?
Betapa lamanya 2 jam berada dimasjid,tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat nonton film dibioskop.

Lucu ya...?
Susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat,tapi begitu mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman.

Lucu ya...?
Betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan bola favorit kita,tapi betapa bosannya kita,bila imam sholat kelamaan bacanya.

Lucu ya...?
Susah banget baca al-quran 1 juz saja dalam sehari,tapi komik 100 halamanpun habis dilahap seketika

Lucu ya...?
Orang-orang berebut paling depan untuk nonton bola atau konser,tapi berebut cari shaf paling belakang bila jumatan biar bisa cepat keluar.

Lucu ya...?
Kita betah berjam-jam dimal,namun cepat bosan bila mendengarkan pengajian rutin dimasjid.

Lucu ya...?
Kita perlu undangan pengajian 3-4 hari sebelumnya agar bisa disiapkan diagenda kita,tapi untuk acara jalan-jalan jadwal bisa begitu mudah kita ubah.

Lucu ya...?
Susahnya orang mengajak berpartisipasi untuk dakwah,tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gosip

Lucu ya...?
Kita begitu percaya apa yang dikatakan koran,tapi sering mempertanyakan dan meragukan apa yang dikatakan Al-quran.

Lucu ya...?
Begitu mudahnya kita menghafal lagu,tapi sulit bila disuruh menghafal ayat-ayat Al-quran

Lucu ya...?
Kita tahu semua tentang artis favorit kita,tapi sering mengelak bila ditanya tentang kisah sahabat Rosulullah saw

Lucu ya...?
Kita bisa ngirin ribuan lelucon lewat email ataupun sms,tapi bila ngirim yang berkaitan tentang ibadah dan nasehat,mesti berpikir dua-tiga kali

Lucu ya...?
Semua orang pinginnya masuk surga,tapi maunya tanpa harus beriman,berpikir,berbuat,ataupun melakukan apa-apa

Menurut kamu bagaimana? Lucu kah?
kalau tidak, lalu apa yang salah dengan otak dan hati kita?

Label: ,

PUISI Menjaring Matahari

Menjaring Matahari

Apa yang tergenggam kini cuma harapan
sedang engkau masih di situ
terbuai irama mengasyikkan
dari rahang
kemunafikan
perlahan-lahan membunuhmu saat mentari
rakus membakar keazaman.

Waktu luntur di pegun jiwa
adalah angka yang berhenti memandangmu
kerana mereka telah lama menghilang
menjadi bintang menyeri malam
engkau masih terpaku di situ
di kamar pengabdian, menggigil,
memanggil-manggil nama yang enggan
menyapamu.

Hari ini, pada saat ini
kau harus bangun dengan kudratmu
pasti kau mampu menjaring matahari
atau membekukan kilau bintang
andai itu yang kau inginkan.


KAMAL SUJAK
SG. KAPAR INDAH, KLANG.

Label: ,

Minggu

1001 Burung Kertas

Reo dan July adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari
keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga July berasal dari keluarga
kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Reo hanyalah keluarga seorang
petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.

Dalam kehidupan mereka berdua, Reo sangat mencintai July. Reo telah melipat 1000
buah burung kertasuntuk July dan July kemudian menggantungkan burung-burung
kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertastersebut Reo telah
menuliskan harapannya kepada July. Banyak sekali harapan yang telah Reo ungkapkan
kepada July. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”,”Semoga Tuhan
melindungi July dari bahaya”,”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang
bahagia”,dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertasyang
diberikan kepada
Baca selengkapnya »

Label: ,