Jumat

Menjelang Ajal Menjemput

Berikut ini beberapa kisah orang-orang
shalih ketika ajal menjemput mereka:

1. Abu Sufyan bin al-Hârits

Beliau adalah anak paman Nabi SAW.,
(sepupu beliau SAW.,). Tatkala ajal
menjemputnya, dia berkata kepada
keluarganya, “Janganlah kalian
menangisiku sebab aku tidak pernah
sekalipun menyentuh dosa semenjak masuk
Islam.”

2. ‘Umar bin Abi Rabi’ah

Tatkala ajal menjemputnya, saudaranya,
al-Hârits menangis, lalu dia berkata
kepada saudaranya tersebut, “Wahai
saudaraku, jika yang kau permasalahkan
terhadap diriku adalah untaian sya’ir
yang pernah kau dengar dari ucapanku
berbunyi,
Aku katakan kepadanya (wanita) dan dia
berkata kepadaku,
Semua budakku adalah bebas
Sungguh! Aku tidak pernah menyingkap
sekalipun jua sesuatu yang haram.”
Maka berkatalah al-Hârits, ‘Segala puji
bagi Allah, Engkau telah membuat hatiku
tenang.’”

3. Abu Yûsuf

Bisyr al-Walîd berkata, “Aku pernah
mendengar Abu Yusuf berkata pada saat
sakit yang membawa ajalnya, ‘Ya Allah,
sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
bahwa aku tidak pernah sekalipun
menyentuh farji (melakukan hubungan
badan) secara haram saat aku
menyadarinya. Dan aku juga tidak pernah
sekalipun memakai satu dirham dari yang
haram saat aku menyadarinya.”

4. Abu Bakar bin ‘Ayyasy

Ibrahim bin Abu Bakar ‘Ayyasy berkata,
“Ketika menjelang ajal, aku menyaksikan
ayahandaku, lalu aku menangis karenanya.
Maka dia berkata kepadaku, ‘Nak,
Ayahandamu ini tidak pernah sekalipun
melakukan perbuatan keji.’ “

5. Hafsh bin Ghayyâts

‘Umar bin Hafsh bin Ghayyâts berkata,
“Tatkala ajal menjemput ayahandaku, dia
sempat pingsan, lalu aku menangis di
samping kepalanya. Maka, dia berkata
kepadaku saat tersadar, ‘Kenapa gerangan
kamu menangis?.’ Aku menjawab, ‘Karena
akan berpisah denganmu.’ Dan tatkala aku
masuk pada pembicaraan seputar qadla
(kematian), dia berkata, ‘Janganlah kamu
menangis, sesungguhnya aku tidak pernah
sekalipun menggunakan celanaku ini untuk
sesuatu yang haram. Dan tidak pernah
pula ada dua orang yang bersengketa di
hadapanku duduk, lalu aku telanjangi
(permalukan) salah seorang dari mereka
yang terkena vonis.”

6. al-Haytsam bin Jamil

Sufyan bin Ahmad al-Mashîshy berkata,
“Tatkala sedang sekarat, aku menyaksikan
al-Haytsam bin Jamil telah diarahkan ke
kiblat dan budak wanitanya menutupi
kedua kakinya, lalu dia sempat berkata,
‘Tutuplah keduanya, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui bahwa keduanya tidak
pernah sekalipun berjalan untuk hal-hal
yang haram.”

(SUMBER: al-Maw’id:Jannât an-Na’îm karya
Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hâzimy, hal.82)

Label: , ,